Penyaluran Bantuan BSMI Untuk Rohingya Diterima di Pengungsian Rakhine
(Rakhine) Bantuan kemanusian untuk membantu warga Rohingya di pengungsian Rakhine, Myanmar dan di perbatasan Myanmar-Bangladesh terus berdatangan sebagai bentuk kepedulian sesama.
Salah satunya dari lembaga kemanusiaan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) yang menyalurkan bantuan berupa bahan makanan, pakaian dan logistik untuk warga Rohingya di pengungsian Rakhine State yakni di daerah Myae Bon dan Darpaing Ywar Haung, Rabu (20/9). Diharapkan dengan bantuan yang diterima oleh warga Rohingya dapat meringankan beban penderitaan yang selama ini dialami oleh mereka,
Aksi menolong warga Rohingya itu turut mendapat apresiasi dari Duta Besar Republik Indonesia untuk Myanmar Irjen Ito Sumardi saat menerima relawan BSMI di kantor KBRI di Yangon, Kamis (14/9).
Menurut ketua rombongan relawan BSMI di Myanmar Muhamad Rudi, bantuan dari Indonesia melalui BSMI sangat dibutuhkan oleh etnis Rohingya setelah diusir oleh militer Myanmar disertai dengan penyiksaan dan penindasan. Selain Muhamad Rudi, tim relawan BSMI yang berangkat ke Myanmar yakni Bambang Dwijanarko dari BSMI Provinsi Bali.
Distribusi bantuan BSMI tersebut bekerjasama dengan salah satu NGO lokal yakni Myanmar Resource Foundation (MRF). Hal ini sesuai dengan arahan pihak KBRI di Yangon agar bantuan BSMI ke pengungsian Rakhine mesti berkoordinasi dengan NGO di Myanmar. Bahkan bantuan pemerintah Indonesia melalui Kementrian Luar Negeri RI tidak bisa diantar langsung ke Rakhine, melainkan bekerjasama dengan ICRC (International Comitte of Red Cross).
"Dubes RI masih belum memberikan rekomendasi kepada relawan dari Indonesia untuk mendistribusikan langsung bantuan ke Rakhine karena situasi wilayah Rakhine yang masih belum aman. Begitu juga bantuan dari pemerintah Indonesia mesti berkoordinasi dengan ICRC yang memang atas rekomendasi pemerintah Myanmar," ujar Muhamad Rudi yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal BSMI.
Untuk penyaluran bantuan kemanusian selanjutnya, BSMI akan kembali mengirimkan relawan dan bantuan dari Indonesia yang lebih besar ke pengungsian Rohingya di perbatasan Myanmar-Bangladesh. Relawan kemanusiaan yang akan dikirimkan akan lebih banyak dari profesi dokter spesialis, dokter umum, paramedis, ahli gizi, apoteker. Hal ini disebabkan karena selain kebutuhan pokok, para pengungsi juga membutuhkan pelayanan medis karena buruknya kondisi kesehatan pengungsi Rohingya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar