Jum'at, 08-09-2017 - 17:10 WIB
Aksi peduli Rohingya oleh Aliansi Masyarakat Blitar di perempatan Lovi.(Foto : Aunur Rofiq/BlitarTIMES)
BLITARTIMES – Tragedi kemanusiaan semakin memburuk di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Setiap harinya, semakin banyak warga muslim Rohingya menjadi korban militer Myanmar. Hingga saat ini, korban tewas semakin meningkat.
Melihat kondisi itu, gabungan ormas di Blitar yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Blitar Peduli Rohingya mengeluarkan pernyataan sikap serta melakukan aksi damai turun ke jalan yang dipusatkan Perempatan Lovi Kota Blitar, Jumat (8/9/2017). Berdasarkan atribut yang dikenakan, massa peserta aksi di antaranya berasal dari LMI, KAMMI, FSLDK, ACT, IKADI, Salimah, ODOJ dan BSMI.
Koordinator aksi, Sofia Dewi menyatakan, menyatakan aksi digelar sebagai bentuk solidaritas atas penderitaan yang dirasakan masyarakat Rohingya.
"Seperti kita ketahui bersama,dikabarkan sebanyak 130 ribu Muslim Rohingya meninggal karena pembantaian militer Myanmar, 1000 rumah dibakar dan 27 ribu lainnya akhirnya harus mengungsi untuk menyelamatkan diri. Saat ini kami terpanggil untuk membantu saudara-saudara kami dengan doa, dengan harta," kata Sofia.
Sofia berharap. Aksi yang digelar pada siang ini dapat mengetuk hati pemegang kebijakan dunia dan memunculkan kebijakan untuk menyelamatkan Muslim Rohingya.
"Siang ini kita juga gelar penggaalagan dana yang nantinya akan kita kirim kepada Muslim Rohingya yang mengungsi di Bangladesh. Penggalangan mulai hari ini hingga satu minggu kedepan," paparnya.
Ia menandaskan, pihaknya mendesak kepada dunia internasional untuk memberikan tekanan kepada Myanmar supaya menghentikan tindak kekerasan kepada Muslim Rohingya dan pemimpin Myanmar yang bertindak sebagai dalang pembantaian diproses hukum.
"Aksi damai kami intinya minta kekerasan kepada Rohingya dihentikan dan dalang pembantaian diproses hukum, itu aja," tegasnya.
Dalam aksi ini aliansi yang berjumlah 500 orang melakukan orasi secara bergantian. mereka juga menampilkan puisi dan teatrikal pembantian muslim Rohingya oleh junta militer Myanmar hingga menjadi mayat. Aksi ditutup dengan salat gaib untuk mendoakan Muslim Rohingya yang jadi korban ketertindasan.
"Tangis mereka adalah tangis kita, tangis umat islam di seluruh dunia termasuk tangis masyarakat Kota Blitar," pungkas Sofia Dewi.(*)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar